Punya mimpi yang sudah sejak lama hadir dalam hidupmu? Ayo dong berusaha mencapainya. Jika kamu belum bisa meraihnya, yuk ajakin orang lain untuk membantumu mewujudkannya. Tentunya orang tersebut memiliki passion yang sama untuk meraih asamu, eh asa kalian.
Sebenarnya, memiliki kafe/kedai kopi/warung itu bukan mimpi saya, melainkan mimpi suami saya. Dulu semasa pacaran dia sering ngajakin saya pergi ke kedai kopi di Yogya. Sering nglantur ngbrol ingin suatu saat membuka mini kafe dengan hasil keringat sendiri. Saya hanya mengiyakan saja, karena memang tidak begitu tertarik. Hehe..
Entah mengapa, lama kelamaan saya mendukung apa cita-citanya, karena intinya membuka mini kafe itu berhubungan dengan bisnis, marketing, bertemu orang baru, dsb. Itulah yang membuat saya tertarik untuk membantunya. Di sisi lain, mimpi saya memang menjadi pengusaha, wiraswasta gitu. Mungkin ini salah satu batu loncatan yang bisa digunakan.
Yaps, kini dua kepala bersatu..
Dua pemikiran mulai merancang apa apa saja yang dibutuhkan untuk membuka mini kafe kita. Tahap pertama, kita menikah dulu. Haha..
Paska menikah, kita pindah ke rumah toko (Ruko), kebetulan atau memang sudah takdir kita dapat rumah di pinggir jalan, yang terbilang sangat ramai. Sayang kan jika dilewatkan begitu saja tanpa membuka usaha apapun.
Modal
Soal yang satu ini, memang kita terbatas sekali dalam hal modal, tau kan pasangan setelah menikah butuhnya banyak, apalagi kita baru saja pindah. Jalan satu-satunya pinjam uang ke bank, dengan berbekal STNK. Hanya laku 9juta saja. Baiklah, nunggu gajian bulan depan dan depanlah lagi, jadilah kurang lebih 15 juta. Oke saya pikir ini sudah cukup.
Konsep mini kafe kita memang dibikin seminimal budget mungkin. Dari mulai dekorasi, barang-barang yang digunakan, aksesoris, media, semuanya minimal tapi berkualitas.
Setelah uang ditangan kami mulai melakukan pengecetan mini kafe, eh suami saya sendiri yang melakukannya lho!. Haha,,
Setelah cat, kami mulai mencari barang-barang seperti meja, meja bar, gelas, piring, dsb. Syukur alhamdulillah, ada warung yang menjual barang-barangnya secara murah (karena mereka juga lagi butuh sih), kita ambil semua meja kursi, kitchen set, bahkan di bonus aksesorisnya juga.
Dekor, aksesoris lengkap, kini belanja perkakas (ini yang paling saya suka). Kebetulan di Yogya ada dua toko peralatan makan dan dapur yang cukup miring harganya, yakni Fortune dan Progo. Dasar emak-emak ya, betah banget surve harga, beda 2000 saja saya pindah. haha.. Alhasil semua lengkap..
Lanjut ke Mural, karena suami pengen dindingnya gak cuma polosan warna hitam atau putih saja. Jadi kita nyari ni jasa mural yang cukup terjangkau di sini, dapatlah dengan harga yang gak lebih dari 1.2juta untuk dinding segede itu. Proses pengerjaan gak butuh berhari-hari, cukup tiga hari saja teman-teman. Ini dia hasilnya, mau tau kontak jasa muralnya? Sini tak bisikin via komen di bawah.
Oke secara kasat mata, sudah mirip mini kafe lah ya, tinggal nyari siapa juru masaknya. Hoho ini yang cukup sulit. Alhasil memang kita selektif banget nyarinya, dan dapatlah orang dekat dekat sini, dan yang mau belajar. Mereka belum ada pengalaman apapun, tapi mau belajar. Itu dia poin utamanya.
Yaps, lengkap sudah, kini kami sibuk mencari supplier susu murni dan kopi nusantara di Yogya/Klaten. Agak susah memang, tapi semua terbayar setelah mini kafe kami resmi dibuka setelah Lebaran, tanggal 19 Juni 2017.
Kata Siapa Buka Mini Kafe Itu Sulit?
Reviewed by Bella Ens
on
16.48
Rating:
Tidak ada komentar: